Foto saya
Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Blog ini di dedikasikan untuk kecintaan saya pada menulis hal-hal yang berbau keindahan kata guna mengasah otak kiri saya. Untuk urusan otak kanan, saya menuliskannya di www.ermasuryaniranik.com

Selasa, 20 Januari 2009

Erma Ranik Target Peroleh Posisi Empat di DPD-RI

Pontianak, (ANTARA News) - Calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Provinsi Kalimantan Barat, nomor urut tujuh dari 26 calon DPD, Erma Suryani Ranik, menargetkan bisa memperoleh minimal di nomor empat untuk DPD-RI asal Kalbar, pada Pemilu 2009 mendatang.

"Untuk memperoleh kursi pada DPD mendatang, paling tidak saya mendapat dukungan sebanyak 300 ribu kursi pada Pemilu mendatang," kata Erma Suryani Ranik, dalam jumpa persnya, di Pontianak, Rabu.

Ia mengatakan, dengan modal yang sudah ia rintis sejak tahun 1999, ketika ia aktif di berbagai LSM yang terjun langsung ke seluruh pelosok Kalbar, ia yakin bisa meraih simpatik masyarakat untuk mendukungnya maju pada DPD mewakili Kabar.

Erma menjelaskan, seandainya ia terpilih nanti, ada tiga program utama yang akan diperjuangkan, yaitu memperjuangkan dunia pendidikan Kalbar yang hingga saat ini masih jauh tertinggal terutama untuk daerah perbatasan, memperjuangkan pemanfaatan sumber daya alam (SDA) yang adil dan lestari agar tidak rusak seperti oleh aktifitas PETI (Pertambangan Emas Tanpa Izin) dan pembalakan hutan secara liar, serta akan memperjuangkan pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang hingga kini ia nilai tidak berjalan.

Ia juga menyinggung, masih minimnya pengetahuan masyarakat Kalbar tentang keberadaan dan kinerja DPD selama ini, karena masih minimnya sosialisasi tentang tugas dan peran wakil rakyat itu dalam memperjuangkan hak-hak mereka.

"Kita melihat fungsi DPD sebagai legislasi, pertimbangan dan pengawasan masih belum berjalan sehingga lima tahun masa jabatannya yang lalu masih banyak aspirasi masyarakat Kalbar yang tidak disampaikan pada pemerintah pusat," ujarnya.

Ia berjanji, seandainya dipercaya masyarakat Kalbar untuk menjadi wakil di DPR-RI pada Pemilu mendatang, ia akan menjalankan fungsi dan tugas DPD seperti yang telah ditetapkan oleh Undang-undang, yaitu sebagai legislasi, pertimbangan dan pengawasan, sehingga bisa menyampaikan apa yang diinginkan oleh masyarakat.

Erma Suryani Ranik, 33, lahir di Ketapang, dan merupakan calon anggota DPD termuda dari Kalbar, beliau saat ini juga bergabung dalam jaringan pemimpin muda Asia yang dibuat oleh UNDP (Badan Pembangunan PBB), Pernah mendajabat Kepala Biro Media dan Advocacy Aliansi Masyarakat Adat Kalimantan, Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat EC-Indonesia FLEGT Support Project, dan berbagai pengalaman lainnya baik tingkat nasional maupun internasional dibidang hak-hak adat masyarakat.

Endy salah seorang warga Kota Pontianak, berharap DPD-RI yang nantinya terpilih tidak hanya mengobral janji seperti anggota DPD-RI yang lalu. "Saya tidak pernah mendengar apa yang dikerjakan oleh empat anggota DPD-RI periode lalu," ujarnya.

Ia mengatakan, pada Pemilu 2009 mendatang, para anggota DPD-RI asal Kalbar yang terpilih nantinya bisa memperjuangkan dan membela nasib masyarakat provinsi itu.

"Kita berharap anggota DPD-RI yang terpilih nantinya dari figur muda yang cerdas dan enerjik dan mengetahui apa-apa saja yang perlu diperjuangkan untuk kemakmuran masyarakatnya," kata Endy.(*)

COPYRIGHT © ANTARA

Karet Anjilok




Baru setengah jam aku tiba di rumah ketika layar HPku berkedip-kedip. Nyala layarnya memperlihatkan sebuah nomor yang tak terdaftar di buku telpon. “Pasti salah satu konstituen,” celetuk batinku. “Selamat malam bu,” si penelpon menyapa. “Selamat malam pak,” demikian aku menjawab. Si penelepon dengan sopan menjelaskan namanya dan menyatakan ia berdomosili dari salah satu desa di dekat Menjalin dan bermaksud berkonsultasi denganku. “Darimana bapak dapat nomor HP saya” tanyaku. “Saya dapat waktu ibu mengisi acara di PSE lalu,” jelasnya.
Pikiranku menerobos ke system file yang ada dalam otakku. Berlembar-lembar informasi tersearch dalam hitungan detik. “Aha , ternyata pertemuan di PSE itu adalah ketika aku diminta untuk memberikan materi oleh Yayasan Pemberdayaan Pefoor Nusantara (YPPN),” ujar hatiku saat prosesor otakku menampilkan sekilas flashback video ingatan di kepalaku.
Sang bapak, (sebut saja namanya Andi), meminta pendapatku soal isu yang beredar di desa mereka. “Ada banyak isu disini bu,” katanya. “Isu apa sih pak, “ tanyaku penasaran. Aku tak menyembunyikan minatku yang berlebihan terhadap kata ISU. Isu adalah hal sensitive di bumi Kalbar. Apalagi terkait dengan isu-isu SARA . Apalagi Menjalin adalah salah satu daerah yang memiliki akar historis konflik kekerasan . Pada tahun 2003 aku pernah melakukan study tentang konflik kekerasan saat peristiwa PGRS/Paraku tahun 1967 di daerah ini.
Aku kenyang dengan pengalaman melihat konflik kekerasan. Ketika peristiwa kekerasan Kalbar tahun 1996 – 1997, aku masih mahasiswa dan merasakan ketidaknyamanan kuliah. Tahun 1999, ketika peristiwa Sambas meledak, sebagai wartawan muda, aku terjun langsung di lapangan. Dengan bekal 3 bulan sebagai wartawan, aku meliput dengan hati sedih meyaksikan ribuan pengungsi kelaparan mulai dari asrama haji Pontianak, tebas hingga Sejangkung.
Tahun 2000, ketika konflik Pontianak, aku berada di pusat kota dan menyaksikan bagaimana pecinta-pecinta kekerasan menyulut emosi para warga kota dengan slogan-slogan dan berita bohong berbau etnis. Untunglah kerusuhan ini tak sampai meluas.
“Bukan isu apa-apa bu. Ini isu turunnya harga karet,” kata pak Andi memberi penjelasan. Hatiku seketika menjadi lega karena bukan isu kekerasan yang akan ku dengar. Pak Andi kemudian menjelaskan bahwa harga karet di kampungnya sudah turun jauh. “Sekarang turun harga karet bisa setengah bu. Kami hanya bisa jual paling tinggi Rp. 4000,- . Tidak ada pedagang yang berani membeli melebihi harga itu. Kami sekarang bingung mengapa harga bisa jatuh sekali. Bagaimana anak kami sekolah?” katanay dengan kalut.
Aku mendengarkan dengan sabar. “ Lalu isunya apa pak?” tanyaku. “Ada isu bahwa harga karet sengaja dibuat turun oleh perusahaan-perusahaan sawit bu. Soalnya sebagian besar orang tidak mau ada sawit disini. Jadi orang menuduh perusahaan sawit yang ada di belakang turunnya harga karet. Benarkah begitu bu?” tanya pak Andi dengan penuh semangat.
Penjelasan pak Andi membuatku teringat keluhan masyarakat ketika aku pergi ke Kapuas Hulu seminggu sebelumnya. Petani karet mengatakan bahwa harga karet turun sangat jauh. “Sekarang harga karet tinggal Rp. 6 ribu bu. Sulit sekarang hidup kami,” keluh seorang warga Batang Luar padaku.
Melihat kondisi ini aku segera menghubungi temanku dari media untuk memberikan pernyataan pers.

Pernyataan pers lengkapnya dapat dilihat di APPost 4 november 2008 atau klik ke:

http://issuu.com/ptkpost/docs/04112008/28

LAUNCHING ANGKA SEMPURNA DI KOTA PONTIANAK

Pada tanggal 7 Januari 2009, sebanyak 77 relawan tersebar di seluruh kota Pontianak untuk mensosialisasikan nomor urur 7.

Calon termuda DPD -RI kalimantan barat Erma Suryani Ranik, SH yang cerdas dan merakyat , melakukan launching nomor urut 7 di Kota Pontianak.

Ada alasan khusus untuk melaunching nomor urut 7 di kota Pontianak. Menurut erma, (demikian ia biasa dipanggil), pemilih kota Pontianak adalah poemilih rasional. Banyak kaum terdidik di kota Pontianak. " Mereka tergolong pemilih rasional yang akan memilih anggota DPD-RI yang berkwalitas dan bisa mereka percaya. Pelajaran yang berarti ketika hasil pemilu 2004 ternyata menghasilkan anggota DPD -RI yang sama sekali tidak bisa kita dengar kiprahnya yang menonjol untuk masyarakat Kalimantan Barat," kata Erma.

Perempuan cerdas daan tegas ini menyatakan bahwa, ini harus diubah. "Perubahan itu harus dimulai oleh para generasi muda. "Jangan golput. Ingat bahwa perubahan Kalimantan Barat ini harus dilakukan dengan memberikan partisipasi politik dalam pemilu 2009. Jangan nanti tahunya ngomel aja kalau hasil pemilihan umum 2009 tidak menghasilkan kaum berkwalitas.," tegas erma.
Alumni fakultas hukum UNTAN ini juga menyatakan sangat mengucap syukur karena mendapat angka 7. " Angka 7 itu adalah angka sempurna. Ada tujuh hari dalam seminggu. Semua orang menyukai hari ketujuh yakni hari minggu," katanya sambil tertawa kecil.


Berikut liputan dari launching ini:

http://pemilu.antara.co.id/view/?tl=erma-ranik-target-peroleh-posisi-empat-di-dpd-ri&id=1231318767

http://issuu.com/ptkpost/docs/08012009/10

Komentar Konstituen