Foto saya
Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Blog ini di dedikasikan untuk kecintaan saya pada menulis hal-hal yang berbau keindahan kata guna mengasah otak kiri saya. Untuk urusan otak kanan, saya menuliskannya di www.ermasuryaniranik.com

Jumat, 29 Mei 2009

TERIMA KASIH

Pemilih Kalimantan Barat Yang terhormat,

Tepat satu bulan sudah saya mendapat kepastian bahwa saya berhasil lolos sebagai anggota DPD-RI periode 2009 - 2014. Saya berada di nomor buncit setelah Ibu Maria Goreti, Ibu Sri Kadarwati dan Ibu Hairiah. Dengan dukungan suara sebanyak 118.340, saya berhasil melengkapi kuota kursi ke empat sehingga seluruh kursi di kuasai oleh perempuan. ini merupakan prestasi bagi masyarakat Kalimantan Barat.
Pilihan masyarakat ini setidaknya menunjukan : pertama : bahwa, masyarakat Kalimantan Barat bukanlah masyarakat yang anti terhadap pemimpin perempuan ; kedua; masyarakat Kalbar cerdas dalam memilih calon yang berkwalitas dan ketiga bahwa kesadaran politik perempuan di Kaimantan Barat sudah lebih baik.

Meski demikian, tidak sedikit juga yang pesimis. Saya dalam sebuah milist bahkan dikatakan sebagai MANTAN aktivis pemberdayaan masyarakat. Penyebutan ini, tentulah didasari oleh pandangan bahwa saya sudah berhenti berkerja untuk pemberdayaan masyarakat. Jadi tidak ada yang bisa diharapkan dari seorang erma suryani ranik. Sesuatu yang membuat saya sangat takjub. Tapi, ya sudahlah. semua orang berhak menilai. Apalagi saya dianggap masih terlalu hijau, untuk lolos. Banyak yang lebih senior dalam bidang pemberdayaan dan politik yang nggak lolos.

Sebagai seorang calon termuda dan sangat minim pengalaman (kalau tidak mau menyebut nol pengalaman) dalam bidang politik, pencapaian ini adalah sesuatu yang besar buat saya secara pribadi dan Perkumpulan PENA.
Di balik semua ini saya mengucapkan terima kasih untuk kepercayaan yang masyarakat Kalbar berikan kepada saya. Ketika kampanye berlangsung, memang tidak sedikit saya harus mengecewakan para calon pemilih. Saya harus mengatakan TIDAK pada calon pemilih yang meminta pulsa, uang, sumbangan rumah ibadah, sumbangan jalan, jembatan dan lain-lain. Tidak sedikit juga yang menumpahkan kekecewaannya dengan mengirimkan SMS berupa makian ke nomor HP saya.
Tapi, saya selalu tersenyum-senyum membaca kalimat makian tersebut. Buat saya, saya tidak ingin berpura menjadi malaikat hanya karena saya terpilih jadi anggota DPD. Saya hanya ingin apa adanya.
"Pilihlah saya kalau bapak/ ibu percaya saya bisa menjadi wakil bapak ibi di DPD-RI. kalau tidak saya menyarankan bapak ibu memilih salah satu dari 25 orang calon lain. Beberapa diantaranya saya punya no HP mereka yang mungkin bisa bapak / ibu hubungi," demikian pernyataan saya setiap saya berdialog ke kampung-kampung.
Banyak yang kecewa tapi puji Tuhan, masih lebih banyak yang percaya dengan saya.

Suara Merata
Sebagai orang yang tidak punya pengalaman politik, saya bersyukur dapat lolos. Lawan-lawan saya semuanya adalah senior-senior yang secara usia sudah sangat matang. beberapa diantaranya adalah aktivis dari parpol yang berpengaruh di pentas nasional. Karenanya tidak heran jika saya harus belajar banyak.
Perolehan suara saya tidaklah menonjol. Saya tidaklah seperti para calon yang bisa dalam satu kabupaten bisa memperoleh puluhan ribu suara. Tingkat pilihan rakyat Kalbar pada saya merata. Suara tertinggi saya dalam satu kabupaten tidaklah sampai 17 ribu suara.
Satu-satunya tempat saya unggul dari calon lain adalah di Bengkayang, saya meraih 14.000 ribu lebih. Tapi suara paling banyak juctru disumbangkan oleh kabupaten Ketapang dengan 16 ribu lebih. Saya berada di peringkat 2, dibawah ibu Sri Kadarwati. Kabupaten saya paling rendah mendapat suara adalah kabupaten Pontianak. Saya hanya memperoleh suara tak sampai 2 ribu. Terendah kedua adalah Kota Singkawang dan Kabupaten Kapus Hulu. Selebihnya suara saya diatas 6 ribu suara di tiap kabupaten.
Namun, hasil inilah yang mengantarkan saya untuk bisa mengikuti ketiga jejak para senior diDPD-RI.

Peran Perkumpulan PENA

Suksesnya saya untuk lolos ke kursi DPD-RI tidak bisa dilepaskan dari keberadaan Perkumpulan PENA. Inilah tim yang hebat yang saya pernah lihat. Kecil, liat, solid dan militan. LSM kecil inilah yang menjadi "otak dan otot" saya dalam berproses melalui masa pendaftaran dan akhirnya mencapai kemenangan.
Sejak awal, kami sudah sangat yakin bahwa kami, kemungkinan besar harus bekerja keras sendiri. Karenanya kami sangat serius memaksimalkan potensi yang ada.Setiap orang memegang departemen kunci. Yang lain otomatis adalah menjadi bawahan dari departemen orang lain.
Penggalangan isu kampanye dan janji politik kami pelototi dengan serius. hasilnya kami hanya akan "menjual" 3 isu pokok. Diferensiasi dengan kandidat lain juga dilakukan. kami juga memperkaya diri kami dengan membaca berbagai teori marketing politic, yang sudah dibuat oleh berbagai lembaga. Yang kontekstual dengan kondisi Kalbar kami pakai, yang tidak, kami buang (harus kami akui bahwa sebagai besar tidak kontekstual dengan kondisi Kalbar).
Begitu banyak debat dalam tim kecil kami. Untunglah semua perbedaan biasanya dapat diselesaikan kalau sudah sama-sama habis ide argumentasi. Syukurlah ini banyak diakhir dengan tawa dan saling meledek. Maklum, banyak sekali kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan kita alam segi politik. Kita takjub begitu mengetahui bahwa ada perubahan suara yang begitu besar tercatat dari desa ke kecamatan. Yang hasilnya membalikkan kita dari peringkat 1 menjadi peringkat 3 di salah satu kecamatan di kabupaten.
Tapi semuanya ini adalah pelajaran berharga bagi kami. Bagaimana sulitnya menjaga suara ketika kami tidak punya uang untuk membayar saksi. Puji Tuhan, akhirnya kami bisa menang.

Saat ini kami sedang menuliskan semua pengalaman kami, jatuh bangunnya kami dalam berjuang. Kami sangat berharap, pengalaman ini akan bisa kami terbitkan dalam sebuah buku.

Pendidikan, Ekonomi Kerakyatan dan Pengelolaan SDA yang adil dan lestari

Dalam setiap alat peraga kampanye saya yang sudah saya sebarkan sejak Oktober 2008, saya menjanjikan 3 hal yang akan menjadi titik utama perhatian saya yakni : (1) Pendidikan (2) Ekonomi Kerakyatan (3) Pengelolaan sumber daya alam yang adil dan lestari.
Ketiga hal ini adalah hasil kesepakatan yang kami identifikasi di Tim Perkumpulan PENA. Karena itu , ini adalah sebuah janji politik yang harus saya wujudkan ketika terpilih.


Erma Ranik Center

Bagaimana cara mewujudkannya ? Sejak awal dalam setiap bahan kampanye , saya selalu mengatakan bahwa saya akan membentuk Erma Ranik Center. Saya ingin lembaga ini berperan sebagai simpul komunikasi antara masyarakat Kalbar dengan saya dan kedua adalah sebagai lembaga untuk mengimplementasi kerja-kerja DPD di tingkat lapangan. Saya menyadari keterbatasan saya untuk melayani seluruh masyarakat Kalbar. Karena itu saya sangat berharap agar lembaga ini kelak dapat menjadi wakil saya dalam melakukan kerja-kerja yang lebih luas untuk masyarakat Kalimantan barat.
Oleh karena itu nanti, akan mudah bagi masyarakat Kalbar untuk menilai kinerja saya.

Karena itu, saya sangat memohon kepada masyarakat Kalimantan Barat untuk jangan henti mengawasi kinerja saya. Secara khusus awasi saya mulai bulan Oktober 2009, kaena pada bulan itulah saya resmi dilantik dan menjadi wakil anda di Senayan.

salam hormat

erma suryani ranik

Minggu, 08 Februari 2009

Dukungan Dana Untuk Kampanye

Pontianak, 7 February 2009


Konstituen yang terhormat,
Pemilu 9 April 2009 semakin dekat. Sebagai kandidat DPD-RI yang menjangkau seluruh Kalimantan Barat, saya memerlukan dukungan dana.
Apabila anda ingin mendukung anda sebagai calon anggota DPD-RI, mohon dapat mentransfer uang dukungan anda kepada :

Nomor rekening : 0160842716
atas nama : ERMA SURYANI
BNI CABANG PONTIANAK



Rekening ini adalah rekening resmi dan diaporkan kepada KPU. Semua penggunaan dana yang masuk dari rekening ini akan diaudit oleh akuntan publik.

terima kasih atas dukungan anda semua
salam hangat




erma suryani ranik, SH

Selasa, 20 Januari 2009

Erma Ranik Target Peroleh Posisi Empat di DPD-RI

Pontianak, (ANTARA News) - Calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Provinsi Kalimantan Barat, nomor urut tujuh dari 26 calon DPD, Erma Suryani Ranik, menargetkan bisa memperoleh minimal di nomor empat untuk DPD-RI asal Kalbar, pada Pemilu 2009 mendatang.

"Untuk memperoleh kursi pada DPD mendatang, paling tidak saya mendapat dukungan sebanyak 300 ribu kursi pada Pemilu mendatang," kata Erma Suryani Ranik, dalam jumpa persnya, di Pontianak, Rabu.

Ia mengatakan, dengan modal yang sudah ia rintis sejak tahun 1999, ketika ia aktif di berbagai LSM yang terjun langsung ke seluruh pelosok Kalbar, ia yakin bisa meraih simpatik masyarakat untuk mendukungnya maju pada DPD mewakili Kabar.

Erma menjelaskan, seandainya ia terpilih nanti, ada tiga program utama yang akan diperjuangkan, yaitu memperjuangkan dunia pendidikan Kalbar yang hingga saat ini masih jauh tertinggal terutama untuk daerah perbatasan, memperjuangkan pemanfaatan sumber daya alam (SDA) yang adil dan lestari agar tidak rusak seperti oleh aktifitas PETI (Pertambangan Emas Tanpa Izin) dan pembalakan hutan secara liar, serta akan memperjuangkan pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang hingga kini ia nilai tidak berjalan.

Ia juga menyinggung, masih minimnya pengetahuan masyarakat Kalbar tentang keberadaan dan kinerja DPD selama ini, karena masih minimnya sosialisasi tentang tugas dan peran wakil rakyat itu dalam memperjuangkan hak-hak mereka.

"Kita melihat fungsi DPD sebagai legislasi, pertimbangan dan pengawasan masih belum berjalan sehingga lima tahun masa jabatannya yang lalu masih banyak aspirasi masyarakat Kalbar yang tidak disampaikan pada pemerintah pusat," ujarnya.

Ia berjanji, seandainya dipercaya masyarakat Kalbar untuk menjadi wakil di DPR-RI pada Pemilu mendatang, ia akan menjalankan fungsi dan tugas DPD seperti yang telah ditetapkan oleh Undang-undang, yaitu sebagai legislasi, pertimbangan dan pengawasan, sehingga bisa menyampaikan apa yang diinginkan oleh masyarakat.

Erma Suryani Ranik, 33, lahir di Ketapang, dan merupakan calon anggota DPD termuda dari Kalbar, beliau saat ini juga bergabung dalam jaringan pemimpin muda Asia yang dibuat oleh UNDP (Badan Pembangunan PBB), Pernah mendajabat Kepala Biro Media dan Advocacy Aliansi Masyarakat Adat Kalimantan, Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat EC-Indonesia FLEGT Support Project, dan berbagai pengalaman lainnya baik tingkat nasional maupun internasional dibidang hak-hak adat masyarakat.

Endy salah seorang warga Kota Pontianak, berharap DPD-RI yang nantinya terpilih tidak hanya mengobral janji seperti anggota DPD-RI yang lalu. "Saya tidak pernah mendengar apa yang dikerjakan oleh empat anggota DPD-RI periode lalu," ujarnya.

Ia mengatakan, pada Pemilu 2009 mendatang, para anggota DPD-RI asal Kalbar yang terpilih nantinya bisa memperjuangkan dan membela nasib masyarakat provinsi itu.

"Kita berharap anggota DPD-RI yang terpilih nantinya dari figur muda yang cerdas dan enerjik dan mengetahui apa-apa saja yang perlu diperjuangkan untuk kemakmuran masyarakatnya," kata Endy.(*)

COPYRIGHT © ANTARA

Karet Anjilok




Baru setengah jam aku tiba di rumah ketika layar HPku berkedip-kedip. Nyala layarnya memperlihatkan sebuah nomor yang tak terdaftar di buku telpon. “Pasti salah satu konstituen,” celetuk batinku. “Selamat malam bu,” si penelpon menyapa. “Selamat malam pak,” demikian aku menjawab. Si penelepon dengan sopan menjelaskan namanya dan menyatakan ia berdomosili dari salah satu desa di dekat Menjalin dan bermaksud berkonsultasi denganku. “Darimana bapak dapat nomor HP saya” tanyaku. “Saya dapat waktu ibu mengisi acara di PSE lalu,” jelasnya.
Pikiranku menerobos ke system file yang ada dalam otakku. Berlembar-lembar informasi tersearch dalam hitungan detik. “Aha , ternyata pertemuan di PSE itu adalah ketika aku diminta untuk memberikan materi oleh Yayasan Pemberdayaan Pefoor Nusantara (YPPN),” ujar hatiku saat prosesor otakku menampilkan sekilas flashback video ingatan di kepalaku.
Sang bapak, (sebut saja namanya Andi), meminta pendapatku soal isu yang beredar di desa mereka. “Ada banyak isu disini bu,” katanya. “Isu apa sih pak, “ tanyaku penasaran. Aku tak menyembunyikan minatku yang berlebihan terhadap kata ISU. Isu adalah hal sensitive di bumi Kalbar. Apalagi terkait dengan isu-isu SARA . Apalagi Menjalin adalah salah satu daerah yang memiliki akar historis konflik kekerasan . Pada tahun 2003 aku pernah melakukan study tentang konflik kekerasan saat peristiwa PGRS/Paraku tahun 1967 di daerah ini.
Aku kenyang dengan pengalaman melihat konflik kekerasan. Ketika peristiwa kekerasan Kalbar tahun 1996 – 1997, aku masih mahasiswa dan merasakan ketidaknyamanan kuliah. Tahun 1999, ketika peristiwa Sambas meledak, sebagai wartawan muda, aku terjun langsung di lapangan. Dengan bekal 3 bulan sebagai wartawan, aku meliput dengan hati sedih meyaksikan ribuan pengungsi kelaparan mulai dari asrama haji Pontianak, tebas hingga Sejangkung.
Tahun 2000, ketika konflik Pontianak, aku berada di pusat kota dan menyaksikan bagaimana pecinta-pecinta kekerasan menyulut emosi para warga kota dengan slogan-slogan dan berita bohong berbau etnis. Untunglah kerusuhan ini tak sampai meluas.
“Bukan isu apa-apa bu. Ini isu turunnya harga karet,” kata pak Andi memberi penjelasan. Hatiku seketika menjadi lega karena bukan isu kekerasan yang akan ku dengar. Pak Andi kemudian menjelaskan bahwa harga karet di kampungnya sudah turun jauh. “Sekarang turun harga karet bisa setengah bu. Kami hanya bisa jual paling tinggi Rp. 4000,- . Tidak ada pedagang yang berani membeli melebihi harga itu. Kami sekarang bingung mengapa harga bisa jatuh sekali. Bagaimana anak kami sekolah?” katanay dengan kalut.
Aku mendengarkan dengan sabar. “ Lalu isunya apa pak?” tanyaku. “Ada isu bahwa harga karet sengaja dibuat turun oleh perusahaan-perusahaan sawit bu. Soalnya sebagian besar orang tidak mau ada sawit disini. Jadi orang menuduh perusahaan sawit yang ada di belakang turunnya harga karet. Benarkah begitu bu?” tanya pak Andi dengan penuh semangat.
Penjelasan pak Andi membuatku teringat keluhan masyarakat ketika aku pergi ke Kapuas Hulu seminggu sebelumnya. Petani karet mengatakan bahwa harga karet turun sangat jauh. “Sekarang harga karet tinggal Rp. 6 ribu bu. Sulit sekarang hidup kami,” keluh seorang warga Batang Luar padaku.
Melihat kondisi ini aku segera menghubungi temanku dari media untuk memberikan pernyataan pers.

Pernyataan pers lengkapnya dapat dilihat di APPost 4 november 2008 atau klik ke:

http://issuu.com/ptkpost/docs/04112008/28

LAUNCHING ANGKA SEMPURNA DI KOTA PONTIANAK

Pada tanggal 7 Januari 2009, sebanyak 77 relawan tersebar di seluruh kota Pontianak untuk mensosialisasikan nomor urur 7.

Calon termuda DPD -RI kalimantan barat Erma Suryani Ranik, SH yang cerdas dan merakyat , melakukan launching nomor urut 7 di Kota Pontianak.

Ada alasan khusus untuk melaunching nomor urut 7 di kota Pontianak. Menurut erma, (demikian ia biasa dipanggil), pemilih kota Pontianak adalah poemilih rasional. Banyak kaum terdidik di kota Pontianak. " Mereka tergolong pemilih rasional yang akan memilih anggota DPD-RI yang berkwalitas dan bisa mereka percaya. Pelajaran yang berarti ketika hasil pemilu 2004 ternyata menghasilkan anggota DPD -RI yang sama sekali tidak bisa kita dengar kiprahnya yang menonjol untuk masyarakat Kalimantan Barat," kata Erma.

Perempuan cerdas daan tegas ini menyatakan bahwa, ini harus diubah. "Perubahan itu harus dimulai oleh para generasi muda. "Jangan golput. Ingat bahwa perubahan Kalimantan Barat ini harus dilakukan dengan memberikan partisipasi politik dalam pemilu 2009. Jangan nanti tahunya ngomel aja kalau hasil pemilihan umum 2009 tidak menghasilkan kaum berkwalitas.," tegas erma.
Alumni fakultas hukum UNTAN ini juga menyatakan sangat mengucap syukur karena mendapat angka 7. " Angka 7 itu adalah angka sempurna. Ada tujuh hari dalam seminggu. Semua orang menyukai hari ketujuh yakni hari minggu," katanya sambil tertawa kecil.


Berikut liputan dari launching ini:

http://pemilu.antara.co.id/view/?tl=erma-ranik-target-peroleh-posisi-empat-di-dpd-ri&id=1231318767

http://issuu.com/ptkpost/docs/08012009/10

Komentar Konstituen